Minggu, 15 Desember 2013

KUMPULAN MATERI BIOLOGI SMA/ALIYAH KELAS X,XI,XII

Senin, 09 Desember 2013

KONDOM TIDAK AMAN MENCEGAH AIDS



Oleh: KH Dadang Hawari

Prof KH Dr dr Dadang Hawari, seorang pakar dalam bukunya Global Effect HIV/AIDS, ternyata secara Ilmiah Kondom 100 Persen tidak Aman Cegah AIDS, karena faktnya penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia memang mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan pada 2012 jumlah orang yang telah terinfeksi HIV sejumlah 10.362 orang, 5.686 terinfensi AIDS dan 1.146 meninggal dunia karenanya. orang, 5686 terinfensi AIDS dan 1.146 meninggal dunia karenanya.

Lalu, jika kondisinya demikian apakah kampanya pemakaian kondom adalah solusi atas persoalan ini?. Jawabnya adalah tidak. Dari hasil penelitian ilmiah yang sangat banyak terbukti virus HIV/AIDS bisa menembus kondom. Kondom sendiri sebenarnya dirancang untuk Keluarga Berencana. Itupun tetap mengalami kebocoran.

Simak fakta mencengangkan berikut ini, beberapa data ini kiranya dapat menyadarkan kita semua terdapat kontroversi kondom yang selama ini diperdebatkan:

1) Januari hingga Juni 2013, diketahui jumlah orang yang terinfeksi HIV mencapai 10.210 orang. 780 orang terinveksi AIDS dan 105 orang telah meninggal.

Kondom terbuat dari bahan latex (karet), bahan ini merupakan senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi yang berati mempunyai serat dan berpori-pori. Disamping itu karena proses pembuatan pabrik kondom juga memiliki lubang cacat mikroskopis atau “pinholes”.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Lytle, et. al. (1992) dari Division of Life Sciencies, Rockville, Maryland, USA, membuktikan bahwa penetrasi kondom oleh pertikel sekecil virus HIV/AIDS dapat terdeteksi.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Cary, et. al (1992) dari Division of Pshysicial Sciences, Rockville, Maryland, USA, menemukan kenyataan bahwa virus HIV/AIDS dapat menembus kondom. Kondom yang beredar di pasaran 30% bocor.

4) Direktur Jenderal WHO, Hiroshi Nakajima (1993) menyatakan bahwa efektifitas kondom diragukan.

5) Pernyataan J. Mann (1995) dari Harvard AIDS Institute yang menyatakan bahwa tingkat keamanan kondom (bebas bocor) hanya 70%.

6) Dalam konferensi AIDS Asia Pasifik di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan bahwa pengguna kondom aman tidaklah benar. Pori-pori kondom berdiameter 1/60 mikro dalam keadaan tidak meregang, sedangkan bila dalam keadaaan meregang pori-pori tersebut mencapai 10 kali lebih besar. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa menembus kondom.

7) Laporan dari majalah Customer Report (1995) menyatakan bahwa pemeriksaan dengan menggunakan elektron mikroskop dapat dilihat pori-pori kondom yang 10 kali lebih besar dari virus HIV (Rep.1/11/95).

 Pernyataan dari M. Potts (1995), Presiden Family Health Internasional, salah satu pencipta kondom mengakui antara lain bahwa, “Kami tidak dapat memberitahukan kepada kalayak ramai sejauh mana kondom dapat memberikan perlindungan pada seseorang. Sebab, menyuruh mereka yang telah masuk kedalam kehidupan yang memiliki risiko tinggi (seks bebas dan pelacuran) ini memakai kondom, sama saja artinya menyuruh orang yang mabuk memasang sabuk kelehernya” (Rep. 12/11/95).

9) Pernyataan dari V. Cline (1995), Profesor Psikologi dari Universitas Utah, Amerika Serikat, menegaskan bahwa memberi kepercayaan kepada remaja atas keselamatan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom adalah sangat keliru. Jika para remaja percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainya, berarti mereka telah tersesat (Rep. 12/11/95).

10) Pernyataan pakar AIDS, R. Smith (1995), telah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS dan pengguna kondom, mengancam mereka yang telah menyebarkan safe sex sama saja dengan mengundang kematian”. Selanjutnya beliau mengetengahkan pendapat agar risiko penularan/penyebaran HIV/AIDS diberantas dengan cara menghindari hubungan seksual diluar nikah (Rep.12/11/95)

11) Di Indonesia pada 1996 yang lalu kondom yang diimpor dari Hongkong ditarik dari peredaran karena 50% bocor.

12) Tingkat keamanan kondom (bebas kebocoran) di negara-negara berkembang rata-rata hanya 70%. Kondom terbuat dari latex yang peka terhadap sinar (matahari dan lampu), oksigen dan kelembaban. Umur pakai kondom hanya 5 tahun. Dikhawatirkan, banyak kondom yang diimpor dari luar negri yang melewati batas waktunya. Penyimpanan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kondom berjamur, robek bahkan copot sama sekali. Kalau diamati penyimpanan kondom diapotik-apotik yang sering diletakkan di bawah lampu neon. Keadaan bertambah gawat kalau penyimpanan di gudangnya kurang hati-hati atau kurang teliti misalnya diletakkan di lantai. Namun terdapat fakta yang lebih memprihatinkan, yaitu orang membeli kondom justru di pinggir jalan. Dari berbagai penelitian di Indonesia menunjukan orang membeli kondom di penjual rokok atau jamu atau kios obat kaki lima. Dari 10 orang orang petualang seks 3 orang kemungkinan tidak aman dari serangan HIV/AIDS karena itu seks yang aman adalah hanya dilakukan dengan pasangan yang sah. (Lubis, F.,1996)

13) Gereja Katolik (Vatikan) menyerukan kepada masyarakat bahwa kondom tidak melindungi seorang dari ketularan virus HIV/AIDS. Selanjutnya sebagaimana dikemukakan oleh Kim Barnes (2003) dari BBC London, menyatakan bahwa cara terbaik agar terhindar dari virus HIV/AIDS adalah abstinentia, yaitu tidak melakukan hubungan seks di luar nikah.

14) Alfonso Lopez Trujillo (2003) seorang kardinal senior dari Vatikan yang menyatakan virus HIV/AIDS dapat menembus dinding kondom, kecilnya virus HIV 1/450 lebih kecil dari sperma saja masih bisa menembus lapisan kondom, apalagi virus HIV.

15) Gordon Wambi (2003) seorang aktivis AIDS menyatakan ketidaksetujuan pemakaian kondom. Hal ini sesuai dengan Vatikan’s Pontifical Council for Familiy yang menyerukan kepada pemerintah agar tidak menganjurkan pemakaian kondom kepada rakyatnya: kampanye kondom sama saja kampanye rokok, bahanya sama.

16) Sejak kondom mudah diperoleh, penyebaran virus HIV/AIDS menjadi semakin melesat dengan pesat, disimpulkan bahwa kondom membantu penularan penyebaran HIV/AIDS, demikian dikemukakan oleh Archbishop of Nairobi (Raphael Ndingi Nzeki, 2003).

17) Selanjutnya gereja Katolik menganjurkan kepada salah satu pasangan suami istri yang terinfeksi untuk tidak menggunakan kondom, sebab virus HIV bisa menembus pada pasangan yang lain. Dewasa ini dunia sedang menghadapi global pandemic HIV/AIDS yang telah menewaskan lebih dari 20 juta orang dan menginfeksi 42 juta orang.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program Pekan Kondom Nasional 2013. Kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan hari AIDS se-Dunia 1 Desember 2013. Tujuannya untuk menekan angka penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia.





CIRI PERILAKU PARA ULAMA PALSU


Oleh: Syeikh Aidh Al Qarni

Ketenaran adalah fitnah, popularitas adalah bencana, dan ingin terkemuka adalah penyakit yang menahun. Di antara orang yang terkenal sebagai ulama ada yang bisanya cuma memakai jubah yang lebar, menyisir nyisir jenggot, membawa siwak yang panjang, dan menampakkan kekusyhuan yang semu, gemar menggoyang goyangkan kepala, suka mencium dahi orang, serta menyukai kata kata penghormatan dan ungkapan ungkapan pujian. Bila dikatakan bahwa dirinya adalah berkah bagi seluruh manusia, bahwa Allah menjaga bangsa ini karena dirinya, bahwa semua manusia besar atau kecil berdoa untuknya, dia pasti percaya.

Musuh utama ulama palsu itu adalah orang yang tidak mengakui haknya, tidak mencium tangannya, tidak menyebut nyebut jasanya, dan tidak menyinggung nyinggung keutamaan keutamaannya. Lawan nomor satunya adalah orang yang mengkritik atau menkoreksinya atau memberikan catatan kepadanya. Tindakan seperti ini menurutnya tidak santun, tidak sopan, dan tidak beradab.

Jika anda sebut namanya tanpa gelar, dantanpa kata kata sanjungan, ia akan mengganggap sebuah kesalahan yang tak terlupakan. Jika anda memuji ulama lain dihadapannya , dia pasti mencela anda, mukanya memerah dan murka.

Semua pendapat harus berujung dan berpangkal padanya, dia pikir dia mengetahui pelbagai hal dan ilmu. Dia tidak boleh disebut tidak tahu dan tidak boleh dianggap tidak mampu. Itulah ujub dan takabur. Dada orang itu sempit, tidak mungkin dilapangkan kecuali oleh Allah.

Tiga pernyataan para Thagut di muka bumi , dan binasa karena pernyataannya ,

- pertama kata “Aku” seperti perkataan Iblis, “Aku lebih baik”

- kedua kata “Kumiliki” yang dikatakan Qarun,” Berkat ilmu yang kumiliki”

- ketiga kata “Milikku” , yang dikatakan Firaun, “Bukankah kerjaan Mesir ini milikku”

Wahai orang yang dibalut ujub, terselimuti kesombongan, dan terbius kelalaian, takkah kau dengar Bilal menyerukan tobat di fajar umurmu ,”Marilah mengejar kemenangan”. Maka basuhlah hatimu dengan berwudhu dengan linangan air mata, duduklah di barisan pertama orang orang yang tobat untuk mendengar takbiratul ihram menghadap Allah, sampai malaikat penjaga Surga – Ridwan memanggilmu dengan kemenangan,” Masukilah surga dengan sejahtera dan aman sentosa (QS al Hijr : 46) .

Credit: https://www.facebook.com/pages/MAJELIS-TAUSIAH-PARA-KYAI-USTADZ-INDONESIA/203914683789

Kepemimpinan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu

Suatu ketika Umar bin al-Kahththab radhiyallahu ‘anhu, Amirul Mukminin membeli seekor kuda. Lalu dia membawanya berjalan agak jauh dari si pembeli, lalu dia menungganginya untuk mencoba kuda tersebut. Ternyata kuda tersebut mengalami memar-memar. Lantas beliau sendiri menangani hal ini dengan mengembalikan kuda tersebut dan beranggapan bahwa penjual telah menipunya. Akan tetapi, si penjual tidak mau menerima kembali kuda tersebut dari Amirul Mukminin. Lalu apa yang dilakukan oleh Amirul Mukminin terhadap orang yang mempersulit ini? Apakah beliau memerintahkan agar orang tersebut ditahan? Apakah beliau merekayasa tuduhan terhadap orang tersebut? Tidak, beliau pun mengajukan gugatan untuk mendapatkan haknya.Akan tetapi, laki-laki yang digugat mendesak agar dirinyalah yang memilih hakim. Akhirnya dia memilih Syuraih, seorang hakim yang terkenal adil. Sedangkan Umar radhiyallahu ‘anhu duduk pada posisi tersangka. Dan keputusan hukum mengalahkan Umar radhiyallahu ‘anhu sesuai dengan undang-undang keadilan seraya mengatakan kepada Umar radhiyallahu ‘anhu, “Ambillah apa yang telah engkau beli atau kembalikanlah sebagaimana engkau menerimanya.” Dengan perasaan bahagia Umar radhiyallahu ‘anhu melihat Syuraih seraya berkata, “Apakah ada putusan selain ini?” Beliau tidak memerintahkan untuk memenjarakan hakim, atau menuduh para pegawai-pegawainya membuat gejolak stabilitas negara. Beliau justru menunjuknya sebagai hakim di Kufah sebagai imbalan untuknya.Ketika kain-kain Yaman telah sampai dan dibagikan kepada kaum muslimin secara adil dan sama rata, Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu memakai pakaian yang lebih besar dari jatahnya (karena postur beliau tinggi). Kaum muslimin menyentuh kain itu, karena semuanya dibagikan secara terang-terangan. Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu naik ke atas mimbar untuk berkhutbah dan memberi semangat kepada orang-orang untuk berjihad dengan mengenakan pakaian tersebut dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah dan taatlah kalian!” Tidak ada sambutan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah dan taatlah kalian!” Tidak ada sambutan gema suasana yang hangat. Yang ada justru suara keras mengarah kepadanya, “Tidak perlu didengar dan tidak perlu ditaati.” Pada situasi ini puluhan prajurit bersenjatakan pedang tidak terprovokasi, apalagi melancarkan pukulan. Akan tetapi, kondisi menjadi tenang dengan sendirinya.Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada orang yang bersuara tersebut ketika kondisi tenang, “Mengapa? Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatimu.” Lantas lelaki tersebut berkata dengan sangat berani, “Engkau telah mengambil kain sebagaimana kain yang kami ambil. Akan tetapi, bagaimana caranya engkau memotong kain tersebut padahal engkau lebih tinggi dari kami? Pastilah ada sesuatu yang diistimewakan untuk kamu.” Umar radhiyallahu ‘anhu pun membela diri. Kemudian dia memanggil anaknya, Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengumumkan bahwa dia memberikan kain baigannya kepada ayahnya sehingga memungkinkan bagi Umar radhiyallahu ‘anhu membuat gamis yang sempurna dan dapat dijadikan untuk menutupi aurat dan berkumpul dengan orang-orang. Lantas laki-laki tersebut duduk dengan tenang seraya berkata, “Sekarang kami mendengar dan menaati.”Umar radhiyallahu ‘anhu hidup seperti semua orang pada umumnya. Beliau menyalakan lampu di malam hari. Beliau berbincang-bincang dengan menggunakan lampu tersebut untuk urusan kenegaraan. Apabila orang yang berbincang-bincang dengannya membicarakannya hal-hal di luar urusan kaum muslimin, maka beliau memadamkan lampu. “Lampu ini milik Negara. Oleh karena itu, tidak benar jika digunakan untuk keperluan pribadi.”Pada hari Jumat orang-orang telah berkumpul menanti Khathib, yaitu Umar radhiyallahu ‘anhu. Umar radhiyallahu ‘anhu datang terlambat sehingga mereka lama menunggu. Kemudian Umar radhiyallahu ‘anhu keluar menemui mereka, lalu dia naik ke atas mimbar. Dia menyampaikan alasan keterlambatannya kepada kaum muslimin. Ketika mereka bertanya mengenai sebab keterlambatannya, maka menjadi jelas bahwa Amirul Mukminin tadi sedang mencuci gamisnya. Dia tidak memiliki selain gamis tersebut. Kemudian beliau menunggu sampai gamisnya kering dan dia baru memakainya, lalu datang ke masjid untuk berkhutbah.Umar keluar untuk melakukan patroli malam dalam rangka mencari informasi di masyarakat. Sampailah beliau di perkampungan Ali setelah menempuh lima mil dari Madinah. Beliau melihat-lihat, ternyata di dalamnya ada sebuah kemah yang apinya menyala. Ketika beliau mendekat, beliau melihat seorang perempuan yang di sekelilingnya terdapat anak-anak kecil sedang menangis. Umar radhiyallahu ‘anhu pun bertanya tentang kondisi mereka, lalu perempuan tersebut menjawab, “Kami dihantam kedinginan dan kerasnya malam.’ Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Mengapa anak-anak itu menangis?” Perempuan tersebut menjawab, “Mereka menangis lantaran kelaparan.” Umar bertanya lagi, “Apa yang ada di dalam periuk?” Dia menjawab, “Air yang saya gunakan untuk mendiamkan mereka sampai mereka tidur.” Kemudian perempuan tersebut berkata, “Allah di antara kami dan Umar.” Perempuan tersebut tidak mengetahui bahwa orang yang diajak bicara adalah Umar radhiyallahu ‘anhu. Lalu umar radhiyallahu ‘anhu berkata kepadanya, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatimu. Apakah Umar radhiyallahu ‘anhu tidak mengetahui kondisi kalian?” Perempuan tersebut menjawab, “Mahasuci Allah, apakah dia mengurusi urusan kami, buktinya dia melupakan kami.” Lantas Umar radhiyallahu ‘anhu berjalan dengan cepat menuju ke Baitul Mal. Dia kembali lagi dengan memikul sendiri makanan di atas pundaknya. Dia membawakan tepung yang bagus dan minyak untuk perempuan tersebut dengan dipikul di atas punggungnya sendiri. Dia menolak seorang pun yang hendak menggantikannya memikulkan barang tersebut seraya mengatakan bahwa sesungguhnya siapa pun tidak akan dapat menggantikan untuk memikul dosa-dosanya di hari kiamat. Umar radhiyallahu ‘anhu memasakkan makanan untuk anak-anak tersebut sedangkan si perempuan kagum dengan tindakan Umar radhiyallahu ‘anhu ini. Dia berkata kepada Umar radhiyallahu ‘anhu, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalasmu dengan kebaikan. Demi Allah, Anda lebih berhak memegang kekuasaan dari pada Umar radhiyallahu ‘anhu, Sang Amirul Mukminin.”Pada suatu hari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menghukum seorang tentara dari kelompok pasukan Irak, lalu dia mencukur rambut tentara tersebut. Si tentara menganggap bahwa hukuman ini tidak adil. Lantas dia mengumpulkan potongan rambutnya di tempat duduk Umar radhiyallahu ‘anhu dan berkata, “Seperti inilah anak buahmu memperlakukan kami.” Lalu wajah Umar radhiyallahu ‘anhu bersinar cerah, dia berkata, “Sungguh, saya lebih menyukai jika semua orang mempunyai keberanian seperti laki-laki daripada semua daerah yang berhasil saya bebaskan. Mereka itu adalah umat kami dan hal tersebut adalah warisan kami. Tidak ada kemuliaan bagimu hai tuan kami.”Suatu ketika Umar radhiyallahu ‘anhu sedang berjalan di malam hari. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang memanggil-manggil nama Nashr bin Hajjaj. Dia ingin minum arak dan bertemu Nashr. Dia berkata,Apakah ada jalan menuju arak agar saya dapat meminumnyaAtau apakah ada jalan menuju Nashr bin HajjajLalu Umar radhiyallahu ‘anhu mengirim surat kepadanya. Ternyata Nashr bin Hajjaj ialah orang yang paling pintar membuat syair dan paling tampan, kemudian Umar radhiyallahu ‘anhu memerinahkan agar rambutnya dipendekkan. Dia pun memendekkan rambutnya. Maka, dia semakin tampan. Lantas Umar radhiyallahu ‘anhu memerintahkan agar dia memakai surban. Di pun memakai surban. Maka, surban tersebut menambah ketampanananya dan hiasannya. Lalu umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidak akan tenang bersamaku seorang laki-laki yang dipanggil-panggil oleh perempuan.” Kemudian Umar radhiyallahu ‘anhu memberinya harta yang banyak dan dia mengutusnya ke Bashrah agar dia melakukan perdagangan yang dapat menyibukkan dirinya dari memikirkan perempuan dan menyibukkan perempuan dari dirinya.Amr bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhu ialah seorang gubernur Mesir. Putranya melatih kuda untuk persiapan balapan. Suatu ketika sebagian penduduk Mesir menantangnya balapan kuda. Lantas terdapat perselisihan di antara keduanya tentang milik siapakah kuda yang menang balapan. Putra gubernur marah, lalu dia memukul orang Mesir tersebut seraya berkata, “Apakah kamu berani melangkahi putra orang-orang terhormat?” Maka, orang Mesir itu pun tidak terima, lantas dia mengajukan gugatan kepada Amirul Mukminin, Umar radhiyallahu ‘anhu. Selanjutnya Umar radhiyallahu ‘anhu memanggil gubernur Mesir (Amr bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhu) beserta putranya. Beliau juga memanggil orang Mesir tersebut, mengumpulkan orang-orang dan memerintahkan orang Mesir tersebut agar memukul pihak lawannya dengan mengucapkan, “Pukullah anak-anak orang-orang terhormat.” Kemudian Umar radhiyallahu ‘anhu juga memerintahkan kepadanya agar memukul gubernur, karena putranya tidak akan berani memukul orang kecuali karena kekuasaannya. Beliau membentak Amr bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhu dengan berkata kepadanya, “Sejak kapan kalian memperbudak manusia padahal mereka dilahirkan oleh ibu mereka dalam keadaan merdeka.”Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu adalah orang yang selalu menangis lantaran takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga engkau melihat pada wajah dua garis hitam saking banyaknya air mata yang menets. Beliau adalah orang yang sangat takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di samping itu beliau berkata, “Seandainya aja ibuku tidak pernah melahirkanku. Seandainya saja saya adalah sehelai rambut pada jasad Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu.” Dia pernah mengatakan, “Seandainya ada yang mengumandangkan bahwa semua manusia masuk surga kecuali satu orang, pastilah saya khawatir kalau satu orang tersebut adalah diriku.”Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah.Umar bin Khatab adalah legenda dari rerimbun sejarah Islam tentang kepemimpinan dan kenegarawanan, beliau adalah sosok khalifah yng sangat terkenal dengan sikap adil dan sederhana. Beliau menjabat khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat. Sosok kepemimpinannya menggabungkan antara keaqihan syariah dan kezuhudan yang paripurna, serta ketangguhan militer dan kejeniusan strategi.- See more at: http://store.yufid.com/jual/buku-umar-bin-khatab/#sthash.qPgk2TUi.dpuf — di Yufid Store.

DownLoad OSN Tingkat SMA


2006
OSN Fisika SMA 2006 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMA 2006 Tingkat Propinsi Download Disini
OSN Fisika SMA 2006 Tingkat Nasional (Teori) Download Disini
OSN Fisika SMA 2006 Tingkat Nasional (Eksperimen) Download Disini

2007
OSN Fisika SMA 2007 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMA 2007 Tingkat Propinsi Download Disini
OSN Fisika SMA 2007 Tingkat Nasional (Teori) Download Disini
OSN Fisika SMA 2007 Tingkat Nasional (Eksperimen) Download Disini

2008
OSN Fisika SMA 2008 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMA 2008 Tingkat Propinsi Download Disini
OSN Fisika SMA 2008 Tingkat Nasional (Teori) Download Disini
OSN Fisika SMA 2008 Tingkat Nasional (Eksperimen) Download Disini

2009
OSN Fisika SMA 2009 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMA 2009 Tingkat Propinsi Download Disini
OSN Fisika SMA 2009 Tingkat Nasional (Teori) Download Disini
OSN Fisika SMA 2009 Tingkat Nasional (Eksperimen) Download Disini

2010
OSN Fisika SMA 2010 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMA 2010 Tingkat Propinsi Download Disini

DownLoad OSN Tingkat SMP

DownLoad OSN Tingkat SMP :
OSN Fisika SMP 2008 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMP 2009 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMP 2009 Tingkat Propinsi Download Disini
OSN Fisika SMP 2010 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMP 2010 Tingkat Nasional (Teori) Download Disini
OSN Fisika SMP 2011 Tingkat Kabupaten Download Disini
OSN Fisika SMP 2011 Tingkat Propinsi Download Disini
OSN Fisika SMP 2012 Tingkat Kabupaten Download Disini

Detik-detik Wafat Nabi Muhammad SAW [versi pertama]

DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH 
[sebuah perenungan: serasa detik kematianku kian dekat]

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dan menerima wahyu yang pertama sewaktu beliau berada di gua Hira’. Sejak itu beliau mulai berdakwah memperkenalkan ajaran Islam kepada penduduk Mekkah. Selama 13 tahun berkecimpung dalam dakwah, mempertahankan, dan memperjuangkan syiar Allah di Mekkah tidak sedikit tantangan dan rintangan yang beliau hadapi. Beratnya tantangan yang dihadapi menyebabkan beliau hijrah ke Madinah dan di sana beliau diterima dengan tangan terbuka. Beliau berdakwah di Madinah kurang lebih selama 10 tahun, sehingga akhirnya Islam menjadi agama yang sempurna dan diterima luas oleh masyarakat. Akhirnya pada tahun 11 Hijrah, pada awal bulan Rabi’ul Awwal Rasulullah mulai sakit-sakitan. Meskipun dalam kondisi sakit beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah dengan para sahabat di masjid. Ini yang perlu kita garis bawahi. Dalam kondisi sakit pun Rasulullah tetap melakukan shalat berjamaah di masjid. Hal ini sangat berbeda dengan yang kita lakukan sekarang. Jangankan dalam kondisi sakit, ketika sehat pun kita sangat jarang berhubungan dengan masjid. Sebenarnya Nabi telah memberikan isyarat kepada para sahabat bahwa sakitnya tersebut adalah sakit yang akan membawanya kapada kematian. Namun, para sahabat tidak menyadarinya kecuali Abu Bakar r.a. Suatu hari setelah shalat berjamaah beliau naik ke mimbar untuk menyampaikan sesuatu. Setelah memuji Allah dan berselawat kepada diri dan keluarganya, beliau berkata: Innallaha khayyara ‘abdan baina ad-dunya wabaina ma ‘indahu. Fa ikhtara zalika al-’abdu ma ‘indallahi…. “Sesungguhnya Allah telah memberikan pilihan kepada seorang hamba untuk memilih antara kehidupan dunia dan apa yang ada di sisi-Nya di kehidupan akhirat. Hamba tersebut memillih apa yang ada di sisi Allah di kehidupan akhirat.” Tidak satupun dari sahabat yang hadir mengerti bahasa yang disampaikan Nabi tersebut. Hanya Abu Bakar yang menangis tersedu-sedu karena hati dan perasaan beliau yang begitu dekat dengan Nabi. Hatinya berkata bahwa Nabi akan segera berpulang menghadap sang Khalik. Abu Bakar tahu bahwa hamba yang dimaksud adalah Nabi sendiri dan hari-hari beliau yang tersisa tinggal sedikit. Beberapa hari kemudian sakit Nabi bertambah parah dan beliau tidak sanggup lagi bangun dari tempat tidur. Nabi lalu meminta Abu Bakar untuk menjadi imam menggantikannya. Lihatlah betapa dalam kondisi sakit parah sekalipun Rasulullah tetap memikirkan umatnya. Di tengah masa-masa kritisnya, Nabi meminta izin kepada istri-istrinya untuk tinggal di tempat Aisyah, seorang istri yang paling disayangi di antara beberapa istri beliau. Beliau dirawat oleh Aisyah dan Fatimah putri kesayangannya. Fatimah adalah satu-satunya anak Nabi yang masih hidup pada waktu itu. Selama sakit, setiap hari Fatimah menjenguk ayahnya dan biasanya tiap kali ia memasuki kamar Nabi, beliau selalu berdiri menyambutnya dan mengajaknya duduk di sampingnya. Begitu besar cintanya kepada Fatimah. Di sini ada satu lagi pelajaran. Seorang Nabi berdiri menyambut kedatangan anaknya, bukan seperti kita yang tidak bergerak menunggu anak datang mencium tangan kita. Rasulullah tidak demikian, dia berdiri dan menghampiri anaknya yang datang. Namun pada hari wafatnya Nabi tidak sanggup lagi untuk bangun menyambutnya. Akhirnya, Fatimah pun duduk di samping beliau. Nabi kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Fatimah menangis, sesaat kemudian Nabi berkata-kata lagi dan kali ini Fatimah tersenyum. Di kemudian hari setelah Nabi wafat Fatimah ditanya tentang apa yang dibisikkan Nabi kepadanya. Fatimah berkata, “Ayah memberitahuku bahwa ini adalah sakitnya yang terakhir, akupun menangis karena sedih. Sesaat kemudian ayah mengatakan bahwa aku adalah orang pertama yang akan menyusulnya, lalu akupun tersenyum karena gembira”. Sungguh sebuah percakapan yang mengharukan antara ayah dan anak. Pada saat sakaratul maut, Nabi berusaha menahan rasa sakitnya dengan mengusap-usap wajahnya dengan air yang tersedia dalam mangkok di sampingnya sambil berkata Allahumma a’inni ‘ala sakaratil maut ..”Ya Allah bantulah aku dalam menghadapi sakitnya sakaratul maut”. Saat itu kepala beliau berada dalam pangkuan Aisyah istrinya tercinta. Aiyah mendengar Rasul berujar bal ar-rafiq al-’ala (Hanya Tuhanku yang Maha Tinggi dan Agung). Dengan terharu Aisyah berkata, “Engkau telah diberikan pilihan dan inilah pilihanmu, demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran”. Sesaat kemudian Rasul pun menghadap sang Khalik dengan tenang dan diiringi oleh istri dan anaknya tercinta serta puluhan sahabat yang menunggu di luar rumah. Berita wafatnya Nabi dengan segera menyebar ke masyarakat. Kaum muslimin berduyun-duyun mendatangi rumah Rasulullah dengan perasaan sedih, bingung dan histeris. Bahkan ada yang tidak bisa menerima dan percaya bahwa Nabi sudah tiada, termasuk Umar bin Khattab. Dengan menghunus pedang, Umar mengancam akan membunuh siapa saja yang mengatakan Rasulullah sudah meninggal. Umar histeris sambil mengatakan bahwa Nabi tidak meninggal tetapi Nabi hanya pergi sebentar menemui Allah dan akan kembali kepada umatnya, seperti yang terjadi ketika Nabi Musa bin Imran yang pergi meninggalkan kaumnya dan kembali lagi setelah 40 hari. Lihatlah betapa dalam rasa cinta sahabat terhadap Nabi. Wafatnya Rasulullah bisa menghilangkan akal sehat seorang Umar yang terkenal tegas dan keras. Sesaat kemudian Abu Bakar masuk dan membuka kain penutup wajah Nabi, mengecupnya lalu menangis tersedu-sedu. Abu Bakar berkata, “Demi ayah dan ibuku, engkaulah yang terbaik dalam hidup dan matimu. Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak akan pernah menyakitimu”. Itulah ungkapan hati dari seorang penasehat, sahabat, mertua, dan sekaligus pengikut setia. Abu Bakar kemudian keluar rumah dan meminta kaum muslimin yang hadir untuk duduk. Mereka pun menurutinya, kecuali Umar r.a. yang masih belum bisa mengendalikan emosinya. Abu Bakar meminta Umar untuk duduk, maka ia pun menurutinya. Lalu Abu Bakar berpidato, “Siapa saja yang menyembah Muhammad maka ketahuilah bahwa Muhammad telah tiada. Dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup dan tidak akan pernah mati.” Kemudian ia membacakan ayat Al-Quran Surah Ali ‘Imran ayat 144 yang bunyinya: wama Muhammadun illa Rasulun qad khalat min qablihi ar-rusulu. Afa-in mata aw qutila inqalabtum ‘ala a’qabikum. Wa man yanqalibu ‘ala a’qibaihi falan yadhurru allaha syai-an wa sayajzi allahu asy-syakirina. Artinya: “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berpaling ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” Mendengar pidato Abu Bakar tersebut, kaum muslimin pun menangis sedih dan akhirnya mereka menyadari bahwa inilah kehendak Allah yang harus mereka terima. Nabi meninggal pada usia 63 tahun dengan tidak meninggalkan harta benda berharga apapun. Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin hebat, tetapi hidupnya sangat sederhana. Hal ini semestinya menjadi contoh bagi pemimpin sekarang. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan petunjuknya kepada kita semua.

Amin.

referensi:
gus ulil